Di hari ke-4 ini kami ada janji dengan seorang teman suami yang bekerja di Korea. Kami janji bertemu di Insadong. Acara temu kangen ini kami manfaatkan untuk sekali lagi menikmati keindahan Insadong. Apalagi teman kami bisa berbahasa Korea jadi memudahkan kami bila ingin membeli sesuatu. Dia juga memberi kami banyak pengetahuan tentang Korea yang belum kami tahu sebelumnya. Sepanjang perjalanan juga saya belajar beberapa bahasa Korea dengannya, tapi sayangnya cepat sekali menguap, ah susah sekali menghafalnya, hehe….yang aku bisa hanya sapaan dan ucapan terima kasih saja.

14895419600_36d4e6bb51_z

di toko acessoris, Insadong. kami sedang menawar harga casing HP. Penjual menjelaskan memakai gambar.

Perjalanan selanjutnya ke Itaewon. Saat ini kami ber-4 ke Itaewon. Perjalanan dengan subway ke Itaewon dari Insadong harus berganti satu kali jalur kereta, lumayan jauh. Sesampainya di Itaewon yang pertama saya rasakan lebih banyak orang asing di sini. Mumpung ada teman kami, kami ingin makan daging khas Korea. Selama ini kami agak takut tiap kali mau makan daging, takut daging babi. Akhirnya keturutan juga makan daging seperti di drama-drama Korea di sebuah restoran dekat 7-eleven. Rasanya nendang banget ditambah lagi berbagai hidangan pelengkap yang menyertai makanan utama banyak sekali.

photo

Makan siang di Itaewon

Setelah makan siang tujuan kami selanjutnya menemukan masjid Itaewon. Langkah pertama kami ke information center yang ada di dekat restoran, letaknya di pinggir jalan jadi kita akan dengan mudah menemuinya. Seperti biasa kami di beri peta dan dijelaskan letaknya. Ada juga pemandu wisata bertopi koboi merah dengan kaos merah juga seperti yang kami temui di Bukchon Hanok Village. Ternyata agak susah menemukan masjid Itaewon ini. Kami harus Tanya ke beberapa orang. Yang terakhir kami bertemu dengan orang-orang kulit hitam yang mengajak kami untuk jalan bersama ke masjid.

14895275768_b1edc0acec_z

Jalan di Itaewon

Saat jalan ke masjid, kami melewati tempat yang menurutku dengan nama aneh. Di beberapa tempat terpampang nama yang sama. Ternyata teman kami yang bisa baca tulisan Korea menjelaskan bahwa itu tempat prostitusi. Dia menunjukkan sebuah tulisan yang tertera di pintu masuk yang tentunya kami hanya tau huruf 19 saja. Tulisannya, hanya 19 tahun ke atas yang boleh masuk. Ouch….

15081996325_00852f2bf7_z

Suasana di area dekat masjid Itaewon

Di area dekat masjid kami baru menemui suasana Islamnya. Ada toko daging yang menjual daging halal dan beberapa mini market yang penjaganya orang timur tengah. Ada juga beberapa toko yang menjual perlengkapan muslim. Di sini kami baru bisa menemui mie halal produk Indonesia. Kami juga menemui beberapa orang Pakistan dan India berkerudung.

15058973686_670e605efb_z

Gerbang Masjid Itaewon

15081551882_040ff51a1b_z

Masjid Itaewon

14895247430_e9c1303c70_z

Masjid Itaewon

Sampailah kami di Masjid Itaewon. Masjid yang terletak di tengah-tengan permukiman padat penduduk. Banyak juga turis lokal yang berkunjung ke masjid sekedar untuk melihat-lihat dan berfoto-foto. Mereka memakai kain syal untuk menutupi rambut mereka.

14895270589_8a7697f8a9_z

Turis lokal dan asing di masjid Itaewon

Menurut informasi yang kami dapat, masjid ini merupakan masjid pertama yang didirikan di Korea. Dengan luas kurang lebih 5000 meter persegi  mesjid ini resmi didirikan pada tahun 1974 dengan dihadiri 55 perwakilan dari 20 negara.

14895327347_5ce9b05998_z

Sekolah Islam di Itaewon

Mengintip arsitektur bangunan masjid yang megah dan memiliki beberapa ruangan seperti lantai pertama dari rumah masjid ruang pertemuan dan kantor dari Korea Muslim Federation, di lantai kedua adalah musola pria (ruang doa) seluas 427 meter persegi, dan di lantai ketiga adalah musola perempuan (ruang doa). Di tempat ini juga dibangun sebuah madrasah yang dijadikan sebagai lembaga pendidikan Islam bagi anak-anak, Pusat Penelitian Kebudayaan Islam dan Organisasi Islam lainnya.

15058896266_96c77aa9d1_z

Grafiti di jalan dekat masjid Itaewon

15058889026_3d051bb465_z

Itaewon dilihat dari Masjid